Sejarah Stadion Bung Tomo Markas Persebaya - sejarah

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Jumat, 28 Maret 2014

Sejarah Stadion Bung Tomo Markas Persebaya

Ilustrasi stadion bung tomo
Stadion Bung Tomo adalah stadion olahraga kebanggaaan warga Surabaya yang letaknya berada di Benowo, Surabaya Barat. Stadion yang dapat terbilang mewah ini, memilki fasilitas yang sangat memadai untuk menunjang para atlet di Surabaya dalam mengembangkan bakat mereka.
Fokus pusat dari stadion ini adalah lapangan sepakbolanya. Stadion Bung Tomo saat ini menjadi markas baru bagi tim Persebaya Surabaya yang sebelumnya bermarkas di Stadion Gelora 10 November.
Stadion Bung Tomo dibuat tidak hanya untuk latihan, tapi juga menjamu berbagai lawan, baik dengan kapasitas nasional maupun internasional. Stadion ini menjadi stadion sepakbola terbesar di Indonesia setelah Stadion Gelora Bung Karno.

Sejarah Pembangunan Stadion Bung Tomo

Awal pembangunan Stadion Bung Tomo karena keprihatinan rakyat Jawa Timur yang tidak memiliki fasilitas yang memadai dalam bidang olahraga. Padahal, selain terkenal sebagai kota perdagangan dan industri, Surabaya juga dikenal sebagai kota yang menghasilkan atlet yang berprestasi.
Misalnya saja ketika pada tahun 2008, atlet dari Jatim sukses menjadi juara umum PON XVII yang diselenggarakan di Kalimantan Timur. Sejak tahun 2000, ketika Surabaya menjadi salah satu tuan rumah PON XV, seolah fasilitas-fasilitas olahraga yang lengkap dan bisa dibanggakan sudah tidak ada lagi.
Kondisi bangunan fasilitas olahraga yang ada juga sudah dijual kepada pihak lain, dan berubah fungsinya. Itulah sebabnya pemerintah Surabaya kemudian mengadakan megaproyek Surabaya Sport Centre (SSC) di kawasan Pakal, Benowo dan dikenal sebagai Stadion Bung Tomo.
Stadion Bung Tomo ini memiliki banyak sekali fasilitas, seperti hotel atlet, jogging track, pusat perbelanjaan, stadion indoor, dan lainnya. Salah satu kebanggaan dari stadion ini adalah stadion sepakbola yang menjadi titik utamanya. Pembangunan yang mengeluarkan biaya hingga Rp 500 miliar ini dibangun pada tanah dengan luas 100 hektar.
Keamanannya sangat terjaga. Tidak hanya dari segi penjaga, tapi juga menjaga segala sesuatu yang biasa terjadi di stadion lainnya. Tempat duduk penonton yang terbuat dari beton, sehingga selain lebih awet walau diguyur hujan dan panas, juga tidak dapat dilepas untuk dilempar kepada penonton lainnya.
Stadion dengan kapasitas 55 ribu penonton ini memiliki 21 pintu masuk pada sekeliling stadion. Masing-masing pintu mempunyai dua akses untuk menuju ke tribun. Hal itu sengaja dilakukan agar penonton dapat merasa nyaman dan lebih leluasa.
Selain itu, pintu masuknya yang sangat unik dan dibuat berkelok-kelok seperti ular. Hal ini dimaksudkan agar penonton lebih tertib pada saat memasuki stadiun. Nantinya para penonton di Stadion Gelora Bung Tomo harus melewati ruangan khusus yang menjadi tempat pemeriksaan barang bawaan.
Fasilitas lain yang ada pada stadion ini adalah kantin yang menyediakan makanan dan minuman. Walau berada di lantai satu, namun penonton tetap dapat dengan mudah menuju lantai satu menuju tribun selama pertandingan.
Berbeda dengan penonton yang berada di kelas VIP dan VVIP. Para penonton di kelas tersebut telah disediakan fasilitas plus. Biasanya tiket untuk kelas VIP dijual secara khusus, sehingga selain dapat dibeli langsung di lokasi juga dapat secara online.
Kelebihan dari penonton yang berada di VIP adalah disediakannya kursi yang menggunkan sofa empuk, posisinya langsung menghadap ke arah lapangan, dan terdapat toilet khusus. Untuk kapasitas ini hanya menampung 4.370 penonton.
Jika VIP saja sudah memiliki fasilitas yang sangat oke, begitu pula dengan VVIP. Biasanya kelas ini hanya disediakan untuk tamu-tamu penting dan pejabat.
Bayangkan saja, mereka diperlakukan layaknya tamu hotel. Kelas VVIP ini terdiri dari 8 ruangan, yang memiliki kapasitas beragam pula. Secara keseluruhan ruangan di kelas VVIP ini hanya dapat menampung 130 penonton.

Persebaya dan Stadion Bung Tomo

Stadion Bung Tomo yang memiliki fasilitas yang sangat baik, tentunya membuat klub Persebaya Surabaya memilihnya menjadi markas mereka. Sebab, terdapat berbagai fasilitas yang lebih menunjang mereka dalam berlatih.
Selain itu, ketika menyambut lawannya baik secara nasional maupun international mereka akan lebih bangga dan percaya diri.
Persebaya Surabaya sendiri merupakan klub nasional Indonesia yang menjadi kebanggaan warga Surabaya.
Jauh sebelum Stadion Bung Tomo didirikan, klub ini terlebih dahulu telah dibangun oleh Paijo dan M. Pamoedji. Klub yang didirikan pada tanggal 18 Juni ini pada awalnya dinamakan Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB).
Bersama VIJ Jakarta, MIVB, BIVB Bandung, MVB, dan PSM, pada tanggal 19 April 1930, klub ini mencetus terbentuknya organisasi induk sepakbola nasional, yaitu PSSI (Persatuan Bola Seluruh Indonesia).
Adapun sejarah SIVB dalam persepakbolaan Indonesia dimulai pada tahun 1938, ketika klub ini berhasil menjadi finalis untuk final kompetisi perserikatan. Namun mengalami kekalahan dari VIJ Jakarta.
Di tahun 1942, pada saat Belanda mengalami kekalahan dari Jepang, seiring itu pula prestasi SIVB juga meningkat. Dan pada tahun 1943, nama SIVB berubah menjadi Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja (Persibaja).
Secara beruntun dari tahun 1950, 1951 dan 1952, Peribaja berhasil meraih gelar juara di kompetisi domestik. Pada masa keemasan itu, Persibaja dipimpin oleh Dr. Soewandi.
Klub ini kemudian berbuhah menjadi Persatuan Sepakbola Surabaya (Persebaya), pada tahun 1960. Prestasi Persebaya Surabaya pun terus meningkat, bahkan menjadi salah satu dari raksasa perserikatan, selain PSM Makasar, PSMS Medan, Persib Bandung, dan Persija Jakarta.
Prestasi Persebaya terus menanjak dengan menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, serta menduduki peringkat kedua sebanyak tujuh kali, yaitu pada tahun 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1987, serta tahun 1990.
Pada tahun 1997, Persebaya Surabaya berhasil menjadi juara Liga Indonesia. Tidak hanya itu, ketika pada tahun 2005 tim ini kembali menjadi juara, Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali berhasil menjadi juara Liga Indonesia.
Tidak hanya prestasi, kepahitan juga pernah mereka rasakan selama perjalanannya. Pada tahn 2002, tim ini terdegradasi dari Liga Indonesia. Akan tetapi, semangat juang mereka tidak surut. Dua musim selanjutnya, mereka memperoleh gelar juara Divisi I dan Divisi Utama.
Keberhasilan itu tentunya tidak lepas dari latihan keras mereka di markas. Di mana fasilitas yang memadai dari stadion tempat latihan mereka juga memengaruhi, terutama pada kualitas lapangannya.
Sebelum akhirnya beralih ke Stadion Bung Tomo, tim ini terlebih dahulu menjadikan Stadion Gelora 10 November sebagai markasnya. Stadion dengan kapasitas 35.000 orang ini, telah menjadi saksi perjuangan Persebaya Surabaya dalam menjamu lawan-lawannya.
Sebagai salah satu klub terbesar di Indonesia, secara finansial Persebaya adalah klub yang mampu untuk membayar biaya sewa penggunaan Stadion Bung Tomo yang dibebankan kepada mereka.
Stadion Bung Tomo seperti menjawab kekhawatiran para atlet Indonesia di Jawa Timur untuk mengembangkan kemampuan mereka. Terutama dalam dunia sepakbola.
Seperti yang kita ketahui, bahwa sepakbola menjadi olahraga yang paling menarik minat dan perhatian masyarakat. Oleh karena itu, dengan adanya Stadion Bung Tomo ini menumbuhkan harapan dari masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Timur, agar persepakbolaan di Indonesia menjadi semakin maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages